Pages

Sunday, December 15, 2013


2

Salam Kenal, Michael…


Tak terasa, sudah hampir satu tahun aku kuliah di tempat ini. Kampus impian hampir semua orang karena tes masuknya yang ketat dan hanya siswa-siswi pintar yang bisa sekolah disini. Itulah yang aku tahu dari cerita yang beredar. Memang, saat tes masuk, soal-soal yang diberikan sungguh bukan main. Membuat mataku berputar. Hm!
“Giselle!”
Suara itu, suara Michael. Hatiku berdebar.
“Giselle! Kau kan pintar bahasa Inggris. Kau mau mengajari ku, tidak? Nilai tesku minggu kemarin, jelek sekali.” ucapnya, serius.
Aku senang. Hati ini menjerit gembira. Ingin sekali tertawa lepas. Akhirnya aku punya kesempatan untuk dekat dengan Michael!
“Tentu, kapan kau ada waktu?”
“Besok saja. Pulang sekolah.” kata Michael sambil tersenyum, lalu membalikan badan. “Ah! Kau tahu Venus Coffee kan? Disana saja ya! Setiap hari Selasa kan ada diskon 20%.” tambahnya.
Aku mengangguk. Benar-benar kehabisan kata-kata. Aku tahu ini bukan sebuah kencan, tapi entah mengapa aku hilang kendali. Mungkin aku (setengah) gila.

***

Bel tanda pelajaran usai berbunyi. Aku membereskan buku-buku lalu memasukkannya ke dalam tasku.
“Giselle!” Sarah memanggilku.
Aku menoleh.
“Datang lah ke rumahku. Kita makan siang bersama. Kau kan tahu, kakakku baru pulang dari Jepang. Mungkin dia membawa oleh-oleh untukmu.” ujar Sarah.
“Aku sudah ada janji.” kataku.
“Aku tunggu kau di depan gerbang ya!” seru Michael sambil meninggalkan kelas.
“Oh. Rupanya kau ada janji dengan dia? Ya sudah kalau begitu. Hati-hati, sepertinya dia bukan pria yang baik.” Sarah memperingatkanku.
Aku berjalan menuju gerbang. Kata-kata Sarah masih terus terngiang. Kenapa dia bicara seperti itu? Apa dia juga menyukai Michael? Aku sungguh penasaran.
Kami tiba di Venus Coffee. Dan Michael benar, ada diskon 20%. Tampaknya dia sering mengunjungi tempat ini.
Michael duduk di depanku. Headphone berwarna putih miliknya menggantung di leher. Ia memakai jaket warna abu-abu, dan hari ini (seperti hari-hari yang lain), ia terlihat tampan. Dan sampai sekitar pukul 5 sore. Aku mengajarinya bahasa Inggris.


***


Dua bulan semenjak hari itu, hatiku masih selalu berdebar setiap Michael berbicara padaku. Padahal aku tahu, aku pasti terlihat sangat bodoh.
“Giselle! Aku mendaftar audisi penyayi di CJ Entertainment. Doakan aku ya! Semoga aku diterima!” ucap Dina.
“Tentu! Kapan audisinya?”
“Hari ini! Jam 2 nanti!” jawab Dina.
“Kau ikut audisi?” tanya Michael, tiba-tiba.
Rupanya dia menguping pembicaraan kami.
“Iya! Kau mau mendoakanku juga kan?”
Michael hanya tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan kami.
“Kau, kau suka pada pria seperti itu?” tanya Dina. “Pria menyebalkan itu?” Dina bertanya, lagi.
Aku tersenyum. Hanya itu yang bisa kulakukan.

Lima menit yang lalu Dina pergi ke tempat audisi bersama Sony, kakak laki-lakinya yang beberapa minggu lagi akan segera menikah. Aku berjalan menuju arah pulang. Ada kerikil yang lewat di dekat kakiku. Sepertinya ada seseorang yang menendangnya dari belakang. Aku menoleh. MICHAEL!
“Kau lewat jalan ini?” ia tiba-tiba bertanya.
“Iya. Kau juga?”
“Tidak, aku mau main online games di cafĂ© internet dekat toko kue yang terkenal itu.”
“Aku tidak tahu kalau kau suka main online games.” kataku.
“Kenapa? Kau tidak suka pria yang suka main online games? Aku bukan pria yang hanya suka main basket.” jawabnya.
“Aku juga bukan gadis yang hanya pintar berbahasa Inggris.”
“Baiklah, gadis yang tidak hanya pintar berbahasa Inggris, mulai sekarang kita akan saling mengenal lebih jauh.” kata Michael sambil tersenyum.
“Oke.”
Michael mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
“Namaku Michael. Mari kita lebih mengenal lebih jauh.”
“Giselle. Salam kenal.” kataku sambil menjabat tangannya.

***






Letters To You : It's Me


1
Temanku, Dina…


Juni 2003…
Hari ini, Rabu. Pagi yang cerah. Aku sibuk merapikan baju seragamku sambil berlari menuju kelas Mr. Lewis. Aku datang terlambat.
“Hey, apa kau datang terlambat juga?”
Suara seorang murid laki-laki terdengar dari arah belakang. Dia Michael. Salah satu murid laki-laki terpopuler. Ayahnya punya perusahaan jasa yang cukup ternama dan seorang dosen matematika dasar di kampus ini. Postur tubuhnya proporsional. Dia selalu memakai gelang persahabatan berwarna merah di pergelangan tangan kirinya. Dia pernah bilang, semua anak basket  harus memakainya. Tanda kebersamaan.
“Kau masuk kelas Mr. Lewis juga kan?” ia bertanya padaku.
Aku mengangguk. Lalu bertanya-tanya dalam hati, kenapa ia begitu tampan. Dag dig dug rasanya. Seorang siswi keluar dari kelas. Dia, Sarah. Sepupuku. Kami tumbuh bersama. Meskipun begitu, latar belakang kami berbeda. Ayahnya seorang petinggi di salah satu anak perusahaan kakekku. GE Group. Kalau kau mencoba mencarinya di internet, pasti akan muncul foto kakekku yang memakai jas dengan latar belakang sebuah batu besar dengan tulisan GE Group. Ya, keluarganya Sarah lah yang saat ini berkecimpung di dunia bisnis melalui perusahaan global itu.
“Kau datang terlambat. Beruntung sekali, Mr. Lewis membatalkan kelasnya hari ini.” kata Sarah sambil pergi.
Michael memandangi Sarah seperti aku memandangnya. Mungkin hatinya bertanya-tanya, kenapa Sarah begitu cantik.
“Giselle! Sepulang sekolah, kau mau mengantarku membeli kado, tidak? Besok Ayahku ulang tahun. Aku ingin membelikannya sebuah dasi yang bagus.” ucap Dina padaku.
“Iya.” jawabku. Michael yang sejak tadi terkesima dengan kecantikan Sarah, melintas di depanku. Dia menganggu percakapanku dengan Dina.
“Tidak sopan!” Dina menggerutu.
Sepulang sekolah, aku dan Dina pergi ke sebuah mall untuk membeli dasi. Dina menabung selama sebulan penuh untuk membeli dasi bermerk. Di dalam bis, Dina tak henti menceritakan adik laki-lakinya yang sangat nakal. Aku hanya mengangguk, tersenyum, sedikit tertawa, lalu melamun. Ada hal lain yang kupikirkan.
“Lebih bagus yang mana ya? Hijau atau merah? Yang mana? Yang mana?” tanya Dina.

***

Esok paginya…
Aku tidak datang terlambat. Hari ini ada test bahasa Inggris. Baru dua minggu  kami masuk kampus ini, rasanya terlalu cepat untuk sebuah tes. Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku menoleh, tertulis nama “Billy” di atas mejanya.
“Bisakah kau menolongku? Pesilku jatuh ke bawah kursi mu.” Ia bertanya setengah berbisik.
Aku mengambilkan pensil miliknya dan beberapa saat kemudian tes pun dimulai.
                                                                                                                                                                           
***

Pulang kuliah...
“Ayo, aku ingin mengenalkanmu pada ayah dan ibuku. Kami merayakan ulang tahun Ayah di rumah. Kau mau kan datang? Aku harus bilang, kalau kau punya andil besar dalam pemilihan kado untuk Ayah.” ucap Dina, penuh semangat.
“Kau terlalu berlebihan.” kataku. “Kau hanya memintaku untuk memilihkan warna, Cuma itu, tidak lebih.” Aku, setengah tertawa.
Di tengah perjalanan menuju rumah Dina, ia bertanya padaku apa aku menyukai Michael. Sebab, hampir setiap hari, aku selalu memandanginya penuh rasa kagum. Aku hanya tertawa atas pertanyaan anehnya itu, walaupun dalam hati aku ingin sekali menjawabnya.
“Orang tuaku bukan orang kaya. Aku harap kau tidak keberatan.”
“Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?” tanyaku.
“Sepertinya Sarah, sepupumu itu, berasal dari keluarga kaya raya. Aku rasa kau juga. Setidaknya, aku punya pikiran seperti itu.”
Aku menunduk, menghela napas lalu tersenyum pada Dina.
“Buang jauh-jauh pikiran seperti itu. Aku tidak pilih-pilih teman.”
Sekitar 15 menit berjalan dari halte bis tempat kami turun, akhirnya kami tiba di sebuah…kedai mie?
“Kedai ini milik orang tuaku. Ayahku akan berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja, kakak laki-laki ku bertugas mengantarkan pesanan ke kantin-kantin perusahaan di dekat sini, ibuku yang mengolah makanan dan adikku, adikku akan sesegera mungkin mengambil sarung tangan baseball kesayangannya lalu pergi bermain. Sepulang sekolah, aku berusaha membantu orang tuaku melayani pembeli. Biasa banyak yang datang saat hujan tiba. Banyak orang bilang, mie pedas buatan ibuku enak sekali.” kata Dina, panjang lebar.
“Benarkah? Boleh aku coba? Aku ini penggemar berat mie!” ucapku.
Setelah menunggu sekitar satu jam, Ayah Dina pulang.
“Ayah, ini kado dariku. Aku mengumpulkan uang untuk membeli ini. Aku tahu ayah bukan orang penting di kantor, tapi aku ingin ayah memakai dasi yang bagus. Temanku ini yang memilihkan warnanya. Makannya ia kuajak kemari.” kata Dina sambil memberikan sekotak kado.
Kami merayakan ulang tahun beliau dengan cara yang sederhana. Tidak ada pesta meriah, tidak ada kue ulang tahun dengan lilin diatasnya, tidak ada tumpukan kado. Yang ada hanyalah suasana kehangatan penuh kebersamaan. Aku iri, keluargaku tidak seperti ini. Sayang sekali.

***

Aku berbaring di tempat tidurku. Memikirkan kenapa aku tidak memiliki apa yang Dina punya. Aku menatap langit-langit, melamun, lelah dan aku pun akhirnya tertidur.


***


Wednesday, November 6, 2013

Hari yang Absurd!!


Hari ini, apa banget lah.. UTS mata kuliah semiotics, Cuma 5 soal dan absurd.. haha! Maklum, dosennya kalo lagi jelasin materi suka nglantur kemana-mana.. Dan, lanjut mata kuliah yang berikutnya pun UTS juga, malah lebih absurd. Pas udah ngasih tau harus analisis puisi, Bapaknya keluar lagi.. ngga tau hari ini harus seneng ato bingung.
Assoy, akhirnya kesampean deh wifi-an di MCD Istana Plaza. Sambil makan kentang dan McFlurry, donlot Running Man episode 170 pun lancer jaya.. Wuuuuuush wuuuuuush! Hebat banget lah! Walaupun pas donlot harus sambil bĂȘte gara-agar banyak bocah absurd yang teriak-teriak ga jelas. Pake yang duduk di sebrang rangkul-rangkul cewenya mulu. RISIH! Haaaaaaiiiiissshhh
Oya, pas lagi ngetik postingan ini, langsung kepikiran buat bikin paper Semiotics. Pengen banget ngebahas Supernatural. Tapi, kayanya susah.. apa yang harus dibahas, coba? Dari judulnya ajah, kayanya orang-orang juga udah pada tau kalo nih serial tv tentang hantu-hantuan. Absurd!
Oh iya, ngomongin bocah-bocah yang ada di MCD sini, kayanya sih umurnya sekita 2-3 taun. Popkoknya masa-masa dimana mereka susah diatur dan lari kesana-kesini. Pusing liatnya! Nahhh, di MCD Istana Plaza nih, yang  lantai 2 nya kan ada mini play land gitu lan (padahal Cuma perosotan doing- kenapa disebut play land) dan… jreeeeng jreeeng ibu-ibunya ikutan main dong! Dan dia ketawa-ketawa! Mas-mas MCD nya ngeliatin tapi ga berani larang.. absurd!

Monday, July 22, 2013

Jajan di Papaya Fresh Gallery


Tadi sore, iseng-iseng ngabuburit ke Papaya Fresh Gallery di Jl. Sukajadi. Tadinya sih pengen ke The Kiosk di Jl. Setiabudi, tapi berhubung agak mendung ya.. jadinya ke Papaya. Niat beli es krim Binggrae pun berubah gara-gara liat Gochujang. Sebelum ke lorong bumbu, saya celingak-celinguk dulu ke tempat onigiri, ehehehe.. Ada banyak pilihan disana. Onigiri filling Salmon, Tuna Mayo, Roast Chicken. Macem-macem lah, saking banyaknya sampe lupa. Tinggal sedikit sih, soalnya waktu kesana udah jam stengah lima juga. Sushi sama takoyaki pun tinggal beberapa cup aja. Harganya ya, sekitar 30 ribu-an. Buat saya terlalu mahal. Sepaket sushi (tuna maki atau salmon maki) di Sushi Den aja masih dibawah 20ribu, tapi dengan porsi yang agak besar. Akhirnya beli onigiri filling tuna mayo deh.. :D
Lanjut ke lorong minuman, dengan pedenya, saya  langsung ngambil Lotte Milkis. Mungkin bawaan puasa, ngeliat kalengnya doang langsung haus.. hahaha! Akhirnya langsung sabet tuh sekaleng milkis. 





Trus menuju lorong bumbu, kembali tergoda sama Gochujang. Padahal bingung, mau dimasak sama apa.. Hm, akhirnya nengok ke freezer buat mandu, udon etc.. eh, nemu lah semangkok tteokpokki.. WOW! Ya sudah, akhirnya memantapkan pilihan lah ke si doi. Sayang, harganya ga terpampang. Tapi, biarin lah.. Kalaupun mahal, ya sebagai obat penasaran aja sih. Pengen nyoba doing.. hihihi





Saturday, July 20, 2013

Review Garnier Peel-Off Mask

Sebenernya ini udah kesekian kalinya aku pake garnier peel-off mask, tapi ga tau tau aslinya manfaat ni masker buat apa.. haha! Selain excited karena "peel-off" moment nya, si masker ini ternyata bisa ngangkat kotoran di pori-pori dan sel kulit mati juga lho.. Perhatiin deh yang putih-putih di masker yang udah dicopotnya. Tapi sayang, kandungan alkohol di masker ini kayanya tinggi banget. Abis baunya nyengat, udah kerasa kaya lagi ngelem lah pas nemplokin si masker ini di deket hidung. But afterall, kerasa seger pas abis make ini. Terus juga kulit jadi kerasa kenyal. :D

Dan jangan lupa, ini terdiri dari 2 sachet. Mungkin sebenernya buat 2 kali pemakaian. Tapi kalo buat aku, kadang 1 sachet pun kebanyakan. 



Ini dia penampakannya. Harganya beragam sih. Di borma 11rb-an, gi giant mah 14rb-an.. Galau!

Wednesday, June 5, 2013

Fate is A Cruel Joke..


I’m probably not the best person. Well, from now on, I think I need to shut my mouth. Just keep the words I want to say inside my mind.  So this is what exactly inside my head :
“From what I see, people are standing on their own position, don’t care whether they’d stop others who still trying to find the right path or not. If I didn’t try to stand with all the strength that I’ve got, I probably would fall, stumble backwards or even get kicked out of this circle. Maybe I’m a useless person, only know how to waste my time and money. I’d better go away. To a new place where I can find a new life to live. I made a vow not a long time ago. If one day I find a new place to go, I will never look back. Don’t care about people who I leave behind. I will only let them starring at my back as I walk. No need to wave your hand to say goodbye. No need to give me some money to make sure I’ll come back safely. And even if I die young, don’t care to come to my funeral.”
Yes, I’m cruel. I’m not a person who you want me to be.

Tuesday, May 14, 2013

Review Acuvue 1-Day Moist

Tanggal 12 Mei kemarin, saya sempet-sempetin ngambil free trial contact lens Acuvue di Optik Melawai Istana Plaza Bandung. Nah, si free trial nya ini, saya dapatkan pas lagi iseng buka web downloader gitu. Di free trial nya saya tertarik sama Acuvue Advance Plus. Lensa untuk 2 minggu pakai. Bukan hanya karena "2 minggu"-nya, tapi juga karena dipikir-pikir kalo yang setiap hari ganti tuh ribet.
Ini penampakan si Acuvue Advance.. Iming-iming HYDRACLEAR nya bikin galau..


Dan, ternyata eh ternyata.. pas nyampe di optik melawai, mbak-mbak nya judes banget! Apalagi pas saya bilang, mau ngambil free trial. Ekspresi mukanya bener-bener keliatan sebel sama orang yang pengen free trial doang. Buat saya, sih bukan masalah rugi nya yah, tapi lebih ke teknik promosi. Sayang, mbak-mbak ga tau "exellent service". Setelah saya kasih bukti kalo saya dapet free trial untuk paket Acuvue Advance, si mbak-mbak yang saya ga tau namanya itu, kaya yang miki-mikir dulu. Sekitar semenit kemudian, di ngasih saya yang 1-Day moist. Apa maksudnya coba?? Bener-bener pelayanan yang tidak memuaskan!

Penampakan Acuvue 1-Day Moist

Awalnya, saya protest.. Tapi yah, dari pada ga nyoba sama sekali. Ya udah deh, terima aja. Dan emang, setiap free trial yang didapet harus langsung dipake di tempat. Pas pertama kali dicobain, enak sih. Seger, kaya ga pake. Tapi, lama-lama jadi pusing. Kaya yang berbayang gitu. Ga taunya, setiap lama ga kedip, tuh lensa ngeser dong! Entah itu keatas, kebawah ato kepinggir. Licin! Gila, takut lensanya nyasar jauh ke belakang mata. BAHAYA BANGET! Tapi setelah agak lama, yah ternyata emang gitu. Lensanya super licin, mungkin karena ada "moist" nya (??).

Dan pada akhirnya, saya ga berani beli deh.. Takut.. Mending merk lain yang udah terbiasa dipake aja deh.. Buat mata jangan nyoba-nyoba!

Thursday, January 24, 2013

Sunday, January 20, 2013

Sometimes a Song Speaks More Than We Do..

I cried a lot today. Had a lot thoughts of about "how should I live my life" thing. I wanna be happy, and pf course everyone does! But, I don't know. I want something different, something cool, something that I haven't been tried in my whole life before. I sometimes want to sleep and won't wake up the next day. I sometimes want to sit on the huge rock near on the beach like those actors do in films. I sometimes want to go to a farm, lay on the grass and feel the wind blowing my face. That would be cool! But then, the truth is, I wanna run away from this. I'm wounded, my heart is broken. and now I'm having difficulties when it comes to "tell the story" thing. I'm barely talk to people about all my problems. If it really that depressing, I'd cry, or write. I can't get angry. I cry when I'm angry. I hate the fact that there's no one who could understand that. And yes, listening to such an inspiring song helps me a lot.. So, i choose a song called Six Degrees Of Separation by The Script as my medicine. Because sometimes a song speaks more than we do...


"Six Degrees Of Separation"

You've read the books,
You've watched the shows,
What's the best way no one knows, yeah,
Meditate, get hypnotized.
Anything to take from your mind.
But it won't go, ohhhh ohhh
You're doing all these things out of desperation,
Ohhh ohhh,
You're going through six degrees of separation.

You hit the drink, you take a toke
Watch the past go up in smoke.
Fake a smile, yeah, lie and say that,
You're better now than ever, and your life's okay
When it's not. No.
You're doing all these things out of desperation,
Ohhh ohhh,
You're going through six degrees of separation.

First, you think the worst is a broken heart
What's gonna kill you is the second part
And the third, Is when your world splits down the middle
And fourth, you're gonna think that you fixed yourself
Fifth, you see them out with someone else
And the sixth, is when you admit that you may have fucked up a little

(Oh no there ain't no help, it's every man for himself)
(No no there ain't no help, it's every man for himself)

You tell your friends, yeah, strangers too,
Anyone who'll throw an arm around you, yeah
Tarot cards
Gems and stones,
Believing all that shit is gonna heal your soul.
Well it's not, no, wohhhh

You're only doing things out of desperation,
Ohhh ohhh,
You're goin' through six degrees of separation.

First, you think the worst is a broken heart
What's gonna kill you is the second part
And the third, Is when your world splits down the middle
And fourth, you're gonna think that you fixed yourself
Fifth, you see them out with someone else
And the sixth, is when you admit that you may have fucked up a little

No there's no starting over,
Without finding closure, you'd take them back,
No hesitation,
That's when you know you've reached the sixth degree of separation

No there's no starting over,
Without finding closure, you'd take them back,
No hesitation,
That's when you know you've reached the sixth degree of separation

First, you think the worst is a broken heart
What's gonna kill you is the second part
And the third, Is when your world splits down the middle
And fourth, you're gonna think that you fixed yourself
Fifth, you see them out with someone else
And the sixth, is when you admit that you may have fucked up a little

My (Inspiring) Sunday...

Hari ini, saya nonton 2 film.. Eat Pray Love & Letters to Juliet. Film pertama saya tonton karena pengen liat BALI.. wooooohhoooo!!! Dan ngga disangka ada JAMES FRANCO di dalemnya.. makin meleleh deh!! :p Ok, film ini buat saya sadar kalau ternyata yang hidupnya "tidak mulus" itu bukan saya saja. Banyak kok orang-orang yang mungkin sedikit banyak memiliki perasaan atau situasi yang sama. Hanya saja kita yang ngga berani liat dari sudut pandang lain. Dari film ini saya belajar bagaimana cara kita membuka diri, melawan rasa takut, menerima cinta dan juga berani mengambil keputusan. Seandainya saya sebebas Liz, pasti saya juga bakal melakukan hal yang sama. Atau mungkin, saya PASTI akan melakukan hal yang sama suatu hari nanti. Mungkin bukan hari ini, besok atau minngu depan. Tapi saya yakin, PASTI! Dan yah, film ini luar biasa menginspirasi.

Yang kedua, film "Letters To Juliet". File film ini saya dapet dari temen. Awalnya ngga begitu tertarik nonton film ini. Bingung, soalnya ada Italy-Italynya juga. Haha! Film ini sebenarnya nyeritain tentang "true love" "Romeo-Juliet" gitu lah, mungkin klasik bin boring sih, tapi ada satu scene yang sangat menyentuh. Pas si cowok kece bernama Charlie pasang mimik ga rela pas si cewe pemeran utama, Sophie, pulang. Disitu, mulai deh keliatan "true love"-nya. Sesuatu yang susah diungkapkan tapi tidak bisa dilewatkan. Wooooh! Dan dari film ini, saya ambil kesimpulan bahwa. "true love" itu bisa datang kapan saja. Ngga perlu nunggu bertahun-tahun, ngga perlu orang yang bener-bener sesuai selera. Ketika Ia datang, you'll know!



English yo...
I watched 2 films today.Eat Pray Love & Letters to Juliet. I watched the first film because i wanted to see BALI.. woooooohoooo!! And I didn't know that JAMES FRANCO was also in this film, made me melted!! :p Ok, this film made me realized that I'm not the one who doesn't have "the perfect life". Many people have the same problem or same situation. From this film i learned how to open up ourselves, be brave, to find love and also to make a decision. I wish I was free as Liz, I'd probably have done the same thing. Or probably I WILL do the same thing one day. Maybe not today, tomorrow or next week. But i believe, ONE DAY! And yeah, this film is so inspiring.

The second film was Letters to Juliet. I got this film from my friend. At first, i didn't have any interest to watch this film. I was confused. This film also has those Italy stuff. Haha! This film actually talk about the "true love" "Romeo-Juliet" thing, kinda cliche and boring, but there was a very memorable scene. When the charming guy named Charlie looked a little depressed when the lead female character, Sophie had to go back home. At that moment, i could see the whole "true love" thing. Something that you can't say but too good to be missed. Wooooooh! And from this film, I got a conclusion that "true love" can come anytime. No need to wait for years, no ideal person needed. When it comes, you'll know!

Saturday, January 19, 2013

My (weird) Essay Assignment

 Tugas untuk mata kuliah grammar.. Agak aneh memang, dan obviously.. essay saya tidak menarik! Ini dia.... jreeeeng jreeeng jreeeeng...

“My Strange Natural Phenomenon Experience”

Let me tell you something, my lecturer gave us an assignment. We have to write an essay, the topic is “unsolved mystery in your area”. The book said it could be a murder, someone’s disappearance or strange natural phenomenon. It’s due on Sunday at 11.59 p.m, because my lecturer said “you have to send it via email before Monday”. I was kind of confused, because I think I had no experience about the whole unsolved mystery thing. I mean, I’ve never involved in those murder nor someone’s disappearance case. But when I think about “strange natural phenomenon”, something suddenly came up on my mind.
About in the past two months, my room (which is on the first floor) was always filled with insects what we call “laron”. I am not sure what this insect is called in English, all I know is that thing is super annoying. These “laron” used to come to my room at about 5.30 p.m. I’ve never seen them  coming, but they could fill my room in just about 5 minutes. They made buzzing sound like every time they’re in my room. For some people who haven’t seen, they always thought there’s about four or ten “laron” that flew around in my room, especially near the lamp since they’re interested in lights. But when I showed them some pictures (I took some pictures before), they’re shocked, yelled in disgust and sometimes they popped their eyes out.
I don’t know why these “laron” always come. The weird thing is I cannot find them anywhere but my room. My mother said they love my room because the walls are painted pink. Of course it doesn’t have any relation with that, but probably because my windows are facing the garden. I guess I have to shut them before the sun goes down, so the “laron” can’t get into my room. Or the simple thing to do is to turn off the lamp!

(Tidak) Enaknya Jadi Mahasiswa

Mahasiswa ~ apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata "mahasiswa"?
Sekedar sharing, kebanyakan orang akan menganggap "mahasiswa" adalah orang pintar --dalam kasus ini, makna sebenarnya-- orang terdidik, punya ilmu sekaligus gengsi yang tinggi apalagi kalau kuliah di perguruan tinggi ternama. Bisa naik lah harkat dan martabat sang Mahasiswa beserta segenap keluarganya.
Oke, status saya sekarang ini (masih) mahasiswi. Dari sudut pandang saya, "mahasiswa" sebenarnya cuma istilah. Toh masih tetap ada mahasiswa yang tidak pintar, tidak terdidik (maaf) dan hanya mencari "tempat" buat numpang tenar. Kalau tidak percaya, tanyakan saja pada narasumber nya langsung (baca : mahasiswa-mahasiswa tukang nitip absen). Tidak banyak memang, tapi ada lah. Dan bakal selalu ada, abadi selamanya.
Bercermin dari postingan saya untuk kali ini, jadi seorang mahasiswi itu ada untung dan ruginya, bahkan terkadang terjepit diantara wilayah keduanya. Terkadang saya bingung sama sikap dosen-dosen yang seenaknya. Maksud seenaknya disini adalah, seenaknya datang (baca: terlambat), seenaknya ngasih tugas, seenaknya ngatain mahasiswanya, seenaknya memperlakukan mahasiswanya. Mereka --dosen-- adalah orang-orang yang sedikit banyak diidolakan oleh mahasiswanya. Dianggap sangat inspiratif atau terkadang motivatif. Bahkan bukan tidak mungkin, setiap mahasiswa punya dosen idola masing-masing, apapun alasannya.
Yang jadi masalah adalah ketika (oknum) dosen memperlakukan mahasiswanya dengan semena-mena. Pengalaman ini saya alami pada hari kamis 22 November 2012. Hari sebelumnya, saya tidak ikut UTS di salah satu mata kuliah yang beliau ajar. Kamis pagi, saya bilang kenapa saya tidak ikut dan menolak untuk ujian susulan hari itu, saya luar biasa berharap sang dosen memberi kelonggaran bagi saya karena saya memberi alasan yang jelas. Dengan seenaknya, beliau tersenyum dan meminta saya untuk (mau tidak mau) hadir jam 12.30 untuk ujian susulan. Juju, masalah utamanya bukan sudah belajar atau belum ketika mau ujian, tapi cara beliau menanggapi alasan yang saya utarakan. Hanya tersenyum lalu kembali membaca halaman berita di iPad-nya. Buat saya, itu sebuah tindakan yang sangat merendahkan. Dari gerak-geriknya, tersirat rasa ketidakpercayaan. Dalam hati, saya berkata "memangnya situ siapa? hanya seorang manusia yang terlahir lebih dulu dari saya dan berlaku seperti seseorang yang jauh lebih pintar dari orang lain". Meskipun saya tahu, setiap hari, setiap masuk kelas, gesturenya selalu seperti itu. Terlebih ketika ujian susulan. Menurut saya, beliau memperlakukan mahasiswanya secara tidak adil. Tau kan gimana seorang dosen bertingkah pada mahasiswa yang pintar dan aktif? Saya memang bukan mahasiswi dengan pengetahuan selangit, tidak selalu tunjuk tangan untuk menjawab setiap pertanyaan yang dosen ajukan, bukan mahasiswi kritis yang selalu memberika kritik atau gagasan terhadap topik tertentu. Tapi ketika perlakuan tidak adil itu saya terima, saya juga merasa sakit hati. Se-tidak-berguna kah saya di mata Sang dosen? Padahal beliau dulu adalah seorang dosen yang saya kagumi. Orang cerdas yang menanggapi segala hal secara positif.
Semoga beliau diberi petunjuk oleh Tuhan YME agar bisa menjadi lebih baik lagi. Amiin!
*tulisan diatas dibuat bukan untuk memperolok pihak-pihak tertentu, tetapi sebagai sara saya untuk menuangkan pikiran dan isi hati. Bila ada pihak yang merasa terganggu, tersinggung atau terusik karena tulisan diatas, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bila perlu, silakan hubungi saya untuk menghapus tulisan ini agar tidak bisa diakses lagi dan tidak menimbulkan masalah yang berkepanjangan. Wass.

Chicken Katsu

Setelah paginya bikin dumplings isi cumi, sorenya saya bikin Chicken Katsu. Ya tujuannya bikin buta sepupu saya juga sih.. haha! Ayam fillet yang udah dicuci bersih ya tinggal ditemplokin tepung deh..





Abis itu yaaa, tinggal digoreng.. Minyak harus banyak dan panas banget. Digeoreng 5 menit pun langsung mateng..  haha!! dan, ini lah customer saya..




Squid Dumplings


Hari ini saya bereksperimen di dapur.. Haha! Saya suka masak, meskipun tidak hobby. :p Dan, sejak pagi, saya heboh bekerja di dapur. Percobaan saya hari ini adalah dumplings dan chicken katsu. Tepat jam 07.30, sepupu saya, yang super-hobby makan itu bilang kalau dia ingin makan hotdog. Eksperimen dumplings pun ditunda 5 menit. Langsung deh buat hotdog.. Dan, abis mandi langsung lah dilahap tuh hotdog. Ini fotonya. :)



Abis itu, langsung deh saya bikin dumplings. Awalnya gara-gara kemaren sore iseng bikin batagor. Tapi, setelah dipikir-pikir, mending bikin dumplings biasa aja yang dikukus, sekalian diet. Sayang kan kalo makan goreng-gorengan terus, hahaha badan bengkak!! Untuk isian dumplings nya, agak bingung juga sih diawal-awal. Antara ayam ato ikan. Akhirnya ikut ibu ke pasar, dan jreeng jreeng... ada yang jual cumi basah. Ya udah deh, saya beli tuh cumi. Tetep bingung juga, tambahannya apa. Mau di isi sayur, tapi takut ngga cocok. Dan akhirnya, keputusan terakhir yah jatuh ke mie. Tapi Mie goreng cabe ijo. Pada tau kan??? Lagi booming banget tuh mie. FIX, isian dumplings nya mie cabe ijo + cumi basah. Berhubung sepupu saya juga pengen, jadi saya bikin dua versi. Yang barusan itu versi pedas, nah yang versi tidak pedas isiannya tahu yang dihaluskan + cumi basah.





Langsung bikin dumplings. Cumi + Mie cabe ijo yang udah mateng dan tahu yang dihaluskan masing-masing mengisi dumplings yang diset punya bentuk yang berbeda. Abis itu, tinggal dikukus deh.




Sekitar 5 menit dikukus, dumlings isi tahu + cumi sama mie ijo + cumi siap disantap deh...