Tepat seminggu yang lalu, aku kehilangan seseorang yang sebenarnya tak pernah kusangka akan merasa sangat kehilangan ketika ia pergi. Hm, ia sebenarnya cuma seorang yang sangat dekat denganku, bukan tipe orang yang kelakuannya patut dicontoh. Mungkin karena kami punya sudut pandang yang berbeda. Mungkin juga karena kami, lebih tepatnya, punya kepribadian yang bertolak belakang, atau apapun lah itu namanya.
Dua hari yang lalu, akhirnya tangisan itu pun keluar. Ada rasa sakit hati, penyesalan, takut, kasihan, rindu dan segala rasa yang tak pernah bisa kuungkapkan.
Semenjak kepergiannya, banyak hal terjadi dalam hidupku, dalam pikiranku, setidaknya. Berhubung ia hanya terpaut 4 tahun dariku, rasa takut akan kematian pun muncul. Aku belum menginjak usia (bayangkan itu sebuah titik) itu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi ketika suatu hari nanti aku menginjak titik itu, aku tidak yakin apakah aku bisa menginjak, merasakan sedikit saja, titik itu. Sampai pada akhirnya, ada rasa aku ingin meninggalkan semua hal yang aku cintai (orang tua, sanak saudara, barang-barang yang kusimpan) secara rapi. Ingin rasanya sempat untuk berpamitan, memberikan kesan baik untuk orang-orang, berbagi apa yang aku punya, menjadi contoh bagi sepupu-sepupuku yang lain. Namun sayang, kita tidak pernah tahu kapan waktu itu datang. Ya, contohnya dia (tak etis rasanya untuk menyebut siapa nama "dia" dalam tulisanku ini), siapa yang menyangka akan meninggalkan kami semua. Usia 20-tahun-an nya pun belum usai. Masih banyak hal yang ia bisa lakukan. Masih banyak mimpi yang ia belum laksanakan.
Jujur, sekarang, aku takut semua hal yang telah kurencanakan tidak bisa terlaksana, aku takut semua mimpi yang telah kupikirkan tak akan sempat ku penuhi. Mungkin terbawa suasana. Yang pasti, kejadian ini banyak memberiku hal berharga. Hal berharga tentang bagaimana berbuat baik pada orang lain, menghargai waktu, bersyukur atas apa yang telah aku dapatkan, menjaga semua hal yang aku punya, menghargai hidup karena di suatu tempat (mungkin di belahan dunia yang lain) ada seseorang yang sedang bejuang untuk hidup. Setidaknya aku masih bebas bernapas.
Mungkin lebih bijak jika menyebut semua hal ini sebagai "persiapan". Dunia hanya sebuah tempat pemberhentian manusia. Dan kukatakan sekarang, AKU TAKUT MATI.
No comments:
Post a Comment